My note... My blog..... and everything about me


Click here for Myspace Layouts

Rabu, 10 Agustus 2011

A. Interaksi sebagai Proses Sosial

Salah satu ciri manusia adalah selalu hidup bersama manusia lainnya. Setiap orang sudah pasti selalu berhubungan atau bekerja sama dengan orang lain. Itulah sebabnya manusia disebut sebagai makhluk sosial. Salah satu ciri yang menandai bahwa manusia adalah makhluk sosial ialah manusia senantiasa melakukan interaksi sosial. Interaksi ialah tindakan atau aksi yang dibalas dengan reaksi. Interaksi tidak dapat dilakukan secara sendiri, tetapi harus ada orang atau kelompok lain sebagai mitra untuk berinteraksi. Contohnya, untuk berjabat tangan, kamu membutuhkan orang lain. Seorang guru membutuhkan siswa agar berlangsung proses belajar mengajar di kelas. Satu regu bola basket membutuhkan regu lainnya untuk bertanding. Dari contoh tersebut, dapat dilihat bahwa interaksi berlangsung antara individu (seseorang) dan individu yang lain, antara individu dan kelompok (kelompok orang-orang), maupun antara kelompok dan kelompok. Jadi, interaksi sosial adalah hubungan - hubungan sosial yang dinamis, baik yang menyangkut hubungan antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, maupun antara kelompok dan kelompok lain. Hubungan sosial itu terjadi melalui komunikasi dan kontak sosial. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Sebab, tanpa adanya interaksi, tidak akan ada kehidupan bersama.
Lalu, apa kaitan antara interaksi sosial dan proses sosial? Inti kehidupan sosial adalah interaksi sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan sosial (masyarakat). Karena ada interaksi sosial, terbentuklah kehidupan bersama. Dari adanya kehidupan bersama itulah timbul proses sosial. Proses sosial adalah hubungan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antarindividu masyarakat. Proses sosial merupakan cara - cara berhubungan dalam kehidupan masyarakat yang dapat dilihat apabila individu atau kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.

Contoh:
Seorang siswa baru di kelasmu. Hari pertama masuk, dia mungkin akan berbicara (artinya dia melakukan interaksi) dengan teman di kiri-kanannya. Dari hari ke hari, dia akan berinteraksi dengan siswa lainnya, saling menyesuaikan diri dan memengaruhi. Karena kedua pihak saling memengaruhi, kamu akan tahu kelebihannya dan kelemahannya. Siswa baru itu pun akan mengenal keadaan di kelasmu. Dari seorang siswa baru, lama kelamaan dia menjadi bagian tak terpisahkan dari anggota kelasmu. Dengan demikian, interaksi sosial berkaitan erat dengan terjadinya proses sosial. Interaksi sosial merupakan dasar dan bentuk umum dari suatu proses sosial. Tanpa adanya interaksi sosial, tidak akan ada kehidupan bersama.

B. Sosialisasi sebagai Proses Pembentukan Kepribadian

Ketika siswa baru di kelasmu masuk di hari pertamanya, dia belum mengenal siapa pun di kelas itu. Untuk dapat diterima dengan baik oleh warga kelas itu, siswa baru tersebut harus bersosialisasi dengan seluruh warga kelas. Dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kelasnya. Kegiatan siswa baru yang berkaitan dengan upaya penyesuaian diri dengan lingkungan kelas barunya itu merupakan suatu proses sosialisasi.

1. Agen - Agen Sosialisasi

Sosialisasi dapat terjadi dengan bantuan pihak lain. Pihak - pihak yang berfungsi sebagai pelaksana proses sosialisasi biasa disebut sebagai agen sosialisasi. Para agen sosialisasi ini memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Agen sosialisasi tersebut ialah keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat, dan media massa. Masing - masing agen merupakan media dalam perkembangan kepribadian.

  • Keluarga merupakan lingkungan pertama seorang anak memulai proses pembentukan kepribadiannya. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dan utama dalam mengenalkan berbagai nilai dan norma kepada anak. Anak akan berinteraksi dengan ayah, ibu, dan saudara kandung. Di dalam keluarga, orang tua memiliki peranan penting dalam meletakkan dasar-dasar bersosialisasi berupa nilai dan norma. Nilai dan norma yang ditanam di dalam keluarga akan menjadi dasar bagi anak untuk bersosialisasi di luar lingkungan keluarga.
  • Teman Sebaya, Agen kedua dalam proses sosialisasi ialah teman sebaya. Teman sebaya merupakan kelompok di luar keluarga yang memiliki peran yang cukup penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Di lingkungan teman sebaya, anak akan menemukan berbagai kepribadian. Dia mungkin akan menemukan nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai yang diterima di dalam keluarganya. Dengan demikian, anak akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan teman sebayanya. Dalam usaha menyesuaikan diri tersebut, dapat terjadi proses pengaruhmemengaruhi. Jika kamu bergaul dengan teman-teman yang suka membaca, kamu pun mungkin akan terpengaruh menjadi seorang yang suka membaca. Jika kamu senang beribadah, sedangkan teman sebayamu tidak, dia mungkin akan mengikuti kebiasaanmu beribadah.


  • Sekolah memiliki sejumlah tata tertib yang harus dipatuhi warga sekolah. Dengan demikian, anak harus menyesuaikan diri dengan tata tertib tersebut. Di sekolah, anak mempelajari beberapa hal baru yang belum dipelajarinya dalam keluarga ataupun teman sebaya. Sekolah memperkenalkan aturan baru yang diperlukan bagi para siswa untuk mulai belajar sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, aturan-aturan yang telah dipelajari anak di rumah dilengkapi dengan aturan-aturan baru yang dipelajari di sekolah menjadi bekal bagi anak untuk dapat hidup di masyarakat. Jadi, sekolah merupakan agen sosialisasi penghubung antara lingkungan keluarga dan masyarakat. Guru merupakan agen sosialisasi di sekolah yang berperan penting terhadap pembentukan kepribadian seorang anak. Anak belajar mandiri, contohnya sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Kerja sama dalam kelas hanya dibenarkan bila tidak melibatkan penipuan atau kecurangan. Anak belajar meraih prestasi. Sekolah menuntut siswa untuk berprestasi, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Kemampuan yang diperoleh serta keberhasilan maupun kegagalan yang dicapai menjadi dasar bagi penentuan peran di masa mendatang.
  • Anak belajar mengenai universalisme. Setiap siswa mendapat perlakuan sama di sekolah. Seorang siswa mendapat perlakuan berbeda hanya bila didasarkan pada kelakuan siswa di sekolah-apakah ia berkemampuan, bersikap dan bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan sekolah. Anak belajar hal-hal yang spesifik. Kegiatan siswa serta penilaian terhadap kelakuan mereka dibatasi secara spesifik di sekolah. Ia dapat memperoleh nilai jelek dalam satu jam pelajaran, tetapi mungkin meraih prestasi dalam jam pelajaran berikutnya.
  • Semua orang tinggal dan hidup dalam masyarakat. Di dalam masyarakat, berlaku berbagai adat-istiadat, nilai, dan norma. Dalam memahami adat-istiadat, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat, setiap orang selalu berusaha melakukan sosialisasi agar dirinya dapat diterima keberadaannya di masyarakat. Proses mempelajari adat-istiadat masyarakat setempat itu sangat penting. Jika seorang gagal dalam bersosialisasi dengan lingkungan masyarakatnya, dia akan mengalami kesulitan atau menimbulkan kesulitan bagi lingkungannya. Maka, kita akan mendengar orang mengatakan 'tidak tahu adat'.
  • Media massa merupakan agen sosialisasi yang cukup menarik. Perkembangan teknologi dan informasi media massa seperti koran, majalah, televisi, radio, film, video, dan buku (komik, novel) mempunyai peran yang besar dalam proses sosialisasi. Apa yang dibaca dan yang ditonton akan berpengaruh pada perkembangan pengetahuan. Adakah di antara kamu yang tidak suka menonton televisi? Televisi menawarkan beraneka acara: sinetron, musik, film, berita, infotainmen. Banyak tayangan yang dijadikan model bagi pemirsanya. Di antaranya ada yang berdampak positif bagi sosialisasi maupun berdampak negatif. Contoh dampak negatif media massa bagi kepribadian seseorang ialah tindak kekerasan yang dapat ditiru oleh penonton. Iklan-iklan yang ditayangkan juga dapat mengakibatkan pemirsa menjadi konsumtif. Jadi, jika informasi yang disampaikan media massa itu sesuai dengan norma sosial yang berlaku, dapat terbentuk kepribadian yang positif. Sebaliknya, jika informasi tersebut negatif, dapat terbentuk kepribadian yang kurang baik. Oleh sebab itu, kita harus menyeleksi bahan bacaan dan tontonan kita.

2. Fungsi dan Manfaat Sosialisasi

Setiap orang di sekitarmu memiliki peran tertentu. Fungsi sosialisasi ialah mempelajari peran. Setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran - peran yang ada dalam masyarakat. Proses tersebut dinamakan pengambilan peran. Dalam proses ini, seseorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada dalam masyarakat, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian, proses sosialisasi dapat berlangsung dengan baik. Dalam bersosialisasi, kamu akan belajar menjaga sikapmu dalam menghadapi berbagai peran yang ada di sekitarmu. Sikapmu itu tercermin dalam caramu berpikir dan berbuat ketika berinteraksi dengan orang lain, atau menanggapi sesuatu keadaan. Keadaan tersebut lama - kelamaan akan membentuk pribadimu. Dalam bersosialisasi pula, kamu akan berusaha mengikuti adat istiadat masyarakat setempat agar kamu dapat diterima di lingkunganmu. Hal itu akan berlangsung dari generasi ke genarasi sehingga adat istiadat tersebut akan tetap bertahan dan melahirkan masyarakat sosial sesuai dengan budayanya, misalnya masyarakata Jawa, Ambon, Batak.

3. Status dan Peran dalam Masyarakat

Dalam bersosialisasi, kita harus memerhatikan status dan peran setiap individu dalam masyarakat. Mengetahui status dan peranan seseorang akan memudahkan kita untuk bersosialisasi. Apa yang ada di benak kamu jika mendengar kata guru? Tentu saja kamu akan menghubungkannya dengan salah satu hal berikut ini: mengajar di depan kelas, menasihati siswa yang bandel, memberi PR. Guru adalah status, sedangkan mengajar di depan kelas adalah peran. Dalam masyarakat, terdapat banyak peran dan status. Peran dan status seseorang menentukan dalam kehidupan bersosial. Berikut kita akan mempelajari apa itu peran dan status.

  • Status, Pak Ardabili adalah ayah dari Maman dan Mimin. Ia adalah suami dari Ibu Mirna. Beliau juga seorang Kepala Bagian Keuangan di kantornya. Di lingkungan RT, ia adalah Ketua RT. Sebagai warga masyarakat, Pak Ardabili menyandang banyak status: sebagai ayah, suami, kepala bagian keuangan, ketua RT. Lalu, apa status itu? Status berarti tempat/posisi seseorang di dalam suatu pola tertentu. Dalam kenyataannya, seseorang memiliki beberapa status. Hal tersebut dapat terjadi karena ia biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Walaupun memiliki banyak status, biasanya yang selalu menonjol hanya status yang utama. Dilihat dari cara memperolehnya, setiap individu dapat menduduki status sosial berikut.
  1. Ascribed status: status seseorang yang diperoleh secara otomatis berdasarkan kelahiran/turun - temurun. Misalnya, Pangeran Charles adalah seorang putra mahkota karena terlahir sebagai anak pertama Ratu Inggris, Diponegoro adalah seorang pangeran karena dia terlahir sebagai putra Sultan Hamengku Buwono III.
  2. Achieved status: status yang dicapai seseorang dengan usaha - usaha yang disengaja. Status doktor diperoleh setelah seseorang menyelesaikan rangkaian panjang pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2, dan S3. Juara kelas diraih setelah seseorang belajar dengan giat.
  3. Assigned status, status atau kedudukan yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepada masyarakat. Misalnya, Drs. Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
  • Peran, Pernahkah kamu memerhatikan anak-anak kecil bermain dokter-dokteran (ada yang menjadi dokter, pasien, dan perawat), sekolah - sekolahan (ada yang menjadi guru, ada yang menjadi siswa)? Dokter akan memeriksa pasien, kemudian memberikan resep untuk membeli obat. Guru akan mengajar siswanya. Permainan itu mungkin saja pernah kamu mainkan dulu. Itulah salah satu contoh bermain peran. Dokter berperan memeriksa pasien, kemudian memberikan resep untuk membeli obat. Guru berperan mengajar siswanya. Dari contoh tersebut, dokter dan guru adalah status, sedangkan memeriksa pasien dan mengajar adalah peran. Jadi, peran adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang sesuai dengan status (kedudukan) yang dimilikinya. Peranan merupakan aspek dinamis dari status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan statusnya, dia melaksanakan suatu peranan. Peranan dan status adalah dua aspek dari gejala yang sama. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu bergantung pada yang lainnya. Tak ada peranan tanpa status dan sebaliknya tak ada status tanpa peranan. Peranan diatur oleh norma - norma yang berlaku. Misalnya, norma menentukan bahwa seorang dokter haruslah mampu mendiagnosa dan mengobati orang sakit. Jika ada dokter yang tidak mampu mendiagnosa dan mengobati penyakit, perlu diragukan apakah dia dokter benar atau palsu.


C. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial yang terjadi dapat bersifat positif dapat pula bersifat negatif. Interaksi sosial positif disebut pula sebagai interaksi sosial asosiatif. Interaksi sosial negatif disebut juga interaksi sosial disosiatif. Interaksi asosiatif mengarah pada persatuan karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya mengarah pada persatuan. Interaksi disosiatif mengarah pada "perpecahan" karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya mengarah pada perpecahan. Dengan demikian, terdapat dua bentuk interaksi sosial yang sifatnya berlawanan, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.

1. Interaksi Sosial Asosiatif

Pola hubungan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dapat tercipta karena adanya kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

  • Kerjasama, Satu tim sepak bola harus bekerja sama untuk dapat menciptakan gol ke gawang lawan. Sangat jarang terjadi seorang pemain sepak bola mencetak gol tanpa bantuan temannya. Kekompakkan tim sepak bola merupakan salah satu contoh bentuk kerja sama. Dari contoh ini dapat dilihat bahwa kerja sama dapat timbul karena adanya orientasi perorangan terhadap kelompoknya sendiri (ingin timnya menang) atau kelompok orang lain (ingin tim lawan kalah). Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Tanpa adanya kerja sama, mustahil manusia mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Kerja sama adalah proses saling mendekati dan bekerja sama antar individu, antara individu dan kelompok, atau antarkelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama. Kerja sama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak - anak sampai orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila:
  1. orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan - kepentingan yang sama,
  2. masing - masing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi kepentingan - kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama.
  • Akomodasi adalah usaha - usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. Akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Artinya, akomodasi merupakan bentuk penyelesaian tanpa mengorbankan salah satu pihak. Adakalanya, pertentangan yang terjadi sulit diatasi sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara. Misalnya, perkelahian antara dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian. Adapun tujuan akomodasi adalah seperti berikut.
  1. Mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok - kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
  2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
  3. Memungkinkan terwujudnya kerja sama antara kelompok - kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
  4. Mengusahakan peleburan antara kelompok - kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran.
  • Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia. Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Bila kedua kelompok masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok masyarakat itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya, orang Jawa yang bertransmigrasi ke Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat sehingga batas-batas antara kelompok masyarakat tidak begitu jelas lagi terlihat satu dengan lainnya. Banyak di antara mereka yang menikah dengan penduduk setempat. Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut.
  1. Kelompok - kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
  2. Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu lama.
  3. Kebudayaan - kebudayaan dari kelompok - kelompok manusia tersebut masing - masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi dapat berlangsung dengan mudah atau dapat juga dihambat. Faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah sebagai berikut.

  1. Toleransi
  2. Kesempatan - kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
  3. Sikap menghargai kehadiran orang asing dan kebudayaannya
  4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
  5. Memiliki persamaan historis dalam unsur - unsur kebudayaan
  6. Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda
  7. Adanya musuh bersama dari luar
Adapun faktor - faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah seperti berikut.
  1. Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
  2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
  3. Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
  4. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan golongan atau kelompoknya.
  5. Dalam batas - batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik.
  6. Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan (in-group feeling).
  7. Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
  8. Munculnya perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan - pertentangan pribadi.
  • Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Dalam akulturasi, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah dalam perbauran kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam dengan kebudayaan asli Indonesia. Bentuk-bentuk akulturasi yang masih ditemukan saat ini misalnya upacara Sekaten, Gerebeg Maulid, dan lainnya.

2. Interaksi Sosial Disosiatif

Disosiatif merupakan kebalikan dari asosiatif. Bila pada proses sosial asosiatif lebih menekankan bentuk kerja sama, proses sosial disosiatif lebih ditekankan pada bentuk persaingan atau perlawanan. Terdapat tiga bentuk interaksi disasosiatif, yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan.

  • Persaingan adalah suatu proses sosial yang terjadi di mana individu atau kelompok saling bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidang - bidang tertentu dengan menggunakan cara - cara yang terbuka dan adil. Misalnya, persaingan antara dua juara kelas di satu sekolah untuk membuktikan siapa yang layak dapat bintang sekolah. Kedua juara kelas itu akan belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai gelar tersebut. Persaingan yang terjadi antara dua orang merupakan persaingan pribadi. Ada juga persaingan yang bersifat kelompok. Misalnya, persaingan antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam memperebutkan tempat di putaran final Liga Indonesia. Persaingan berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa bentuk persaingan.
  1. Persaingan ekonomi, contohnya perang iklan menawarkan produk, baik di media massa cetak maupun elektronik; persaingan memperoleh pekerjaan.
  2. Persaingan kebudayaan, contohnya sinetron dan telenovela, peminat film Avatar lebih banyak daripada penggemar film Si Unyil, persaingan antara tontonan tradisional seperti wayang orang dan film-film di bioskop
  3. Persaingan kedudukan dan peranan, misalnya persaingan antara para calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada.
  4. Persaingan ras, misalnya persaingan antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.
  • Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana seseorang atau kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk mencapai tujuan atau keinginannya. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan paham dan kepentingan. Hal ini dapat menimbulkan semacam gap (jurang pemisah) yang dapat mengganggu interaksi sosial di antara pihak-pihak yang bertikai. Pertentangan dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat, individu atau kelompok, mulai dari lingkungan kecil sampai masyarakat luas. Pertentangan dapat timbul karena:
  1. perbedaan pendapat, prinsip, aturan antarindividu
  2. perbedaan adat istiadat, kebudayaan
  3. perbedaan kepentingan politik, ekonomi, dan sosial
  4. perubahan sosial, disorganisasi, dan disintegrasi
  • Kontravensi ialah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai dengan gejala adanya ketidakpuasan terhadap seseorang atau sesuatu. Sikap tersebut dapat terlihat jelas atau tersembunyi. Sikap tersembunyi tersebut dapat berbuah menjadi kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. Menurut sifatnya, bentuk - bentuk kontravensi adalah sebagai berikut.
  1. Umum: penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang - halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
  2. Sederhana: menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki - maki melalui selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain.
  3. Intensif: penghasutan, menyebarkan desas desus, mengecewakan pihak-pihak lain.
  4. Rahasia: mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat.
  5. Taktis: mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain, memaksa pihak lain dengan kekerasan, provokasi, dan intimidasi.

D. Proses Interaksi Sosial

Bagaimana agar proses interaksi sosial dapat berlangsung dengan baik? Interaksi sosial terjadi ketika dua orang bertemu. Agar terjadi interaksi sosial, diperlukan syarat - syarat tertentu. Interaksi sosial juga terjadi karena faktor - faktor tertentu. Dengan mengetahui syarat - syarat interaksi sosial dan faktor - faktor yang mendorong terjadinya interaksi, suatu proses sosial dapat berlangsung dengan baik.

1. Syarat - Syarat Interaksi Sosial

Untuk terjadinya interaksi sosial, harus ada dua syarat, yakni harus terjadi kontak sosial dan komunikasi.

  • Kontak sosial terjadi ketika dua orang berhubungan. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung (disebut kontak sosial primer) dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung (disebut kontak sosial sekunder). Contoh kontak sosial primer ialah bercakap - cakap sambil bertatap muka: guru meminta kamu mengerjakan soal ulangan, temanmu mengajak makan di kantin, kamu meminta uang jajan pada ibumu. Karena kemajuan teknologi informasi, kontak sosial primer juga dapat terjadi walaupun kedua pihak tidak bertatap muka secara langsung, tetapi melalui telepon atau internet. Contoh kontak sosial sekunder ialah kamu menitip pesan untuk gurumu lewat temanmu bahwa kamu tidak masuk sekolah karena sakit, ibu menitip pesan melalui temanmu agar kamu segera pulang, kamu mengirim kartu ucapan selamat ulang tahun untuk temanmu di kota lain.
  • Komunikasi merupakan satu syarat pokok terjadinya kerja sama dalam proses sosial. Komunikasi terjadi jika kedua belah pihak memahami bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan dapat berupa kata - kata, isyarat, ataupun simbol. Kamu tentu tahu bagaimana cara berkomunikasi para anggota Pramuka menggunakan bendera Semapur. Itu adalah salah satu contoh berkomunikasi menggunakan tanda - tanda tertentu. Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat langsung dipahami. Suatu komunikasi terjadi jika memenuhi persyaratan berikut.
  1. Adanya pihak yang mengirim pesan (komunikator/sender)
  2. Adanya penerima pesan (komunikan/receiver)
  3. Adanya pesan (message) yang ingin disampaikan
  4. Adanya tanggapan (feedback) dari si penerima atas isi pesan

2. Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial dapat berlangsung didasarkan atas beberapa faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
  1. Imitasi adalah tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut. Misalnya, gaya berpakaian dan model rambut seorang artis di televisi yang ditiru oleh penggemarnya. Seorang guru olahraga menunjukkan cara mendribel bola basket yang kemudian ditiru oleh siswanya. Proses imitasi ada yang bersifat negatif, ada pula yang bersifat positif. Hal itu bergantung pada model yang ditiru dalam interaksi sosial tersebut. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dan besar di keluarga yang selalu beribadah, akan meniru kebiasaan keluarga tersebut. Jika kamu bergaul dengan anak yang suka merokok, tidak tertutup kemungkinan kamu pun akan jadi perokok. Meniru kebiasaan beribadah merupakan contoh imitasi yang positif, sedangkan meniru kebiasaan merokok adalah contoh imitasi yang negatif. Oleh sebab itu, agar tidak terpengaruh, kita harus memerhatikan apa dan siapa yang patut kita tiru dan tidak patut ditiru.
  2. Sugesti adalah pengaruh, pandangan, atau sikap yang diberikan seorang individu terhadap individu lain kemudian diterima, dituruti, atau dilaksanakan dengan tanpa berpikir lagi secara rasional. Pengaruh sugesti akan cepat terjadi jika yang memberikan sugesti adalah orang-orang yang memiliki pengaruh, orang yang berwibawa, pimpinan, atau teman dekat. Misalnya, himbauan dari orang tua, pemimpin agama.
  3. Identifikasi ialah suatu proses yang terjadi pada diri seseorang yang memiliki keinginan atau kecenderungan untuk menjadi sama (identik) dengan orang lain yang ingin ditirunya. Identifikasi dapat berlangsung baik disadari maupun tidak disadari. Misalnya, Amran Sabani adalah penggemar berat pemain bola Cristiano Ronaldo dari klub Manchester United, Inggris. Tanpa dia sadari, dia berusaha berpenampilan seperti pemain idolanya tersebut. Dia memakai kaos bola bernomor punggung sama dengan Ronaldo, rambutnya pun berpotongan sama dengan pemain Portugal itu. Bahkan, namanya pun ditambah dengan nama Ronaldo, menjadi Amran 'Ronaldo' Sabani. Pada identifikasi, orang menempatkan dirinya seolah-olah sama dengan idolanya. Segala sesuatu diusahakan sama (identik) dengan idolanya.
  4. Simpati ialah keikutsertaan merasakan apa yang dirasa orang lain (senang, susah, dsb.). Proses interaksi sosial ini lebih banyak melibatkan perasaan. Empati adalah keadaan di mana seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati lebih dalam daripada simpati. Pernahkah kamu menonton film yang membuat kamu larut di dalamnya sampai tanpa terasa kamu pun menitikkan air mata?

Senin, 27 Juni 2011

Romantic Princess

romantic princess
Romantic Princess 2007

Drama komedi romantis ROMANTIC PRINCESS menceritakan tentang seorang gadis dari keluarga sederhana, Xiau Mai (Angela Zhang) yang punya impian menjadi seorang putri. Ia selalu bekerja keras dengan optimisme tinggi untuk membiayai kuliah dan mewujudkan impiannya untuk mempunyai rumah besar. Tidak tahu bahwa ia hanya anak pungut sampai suatu hari seorang konglomerat mengklaim bahwa Xiau Mai adalah cucunya yang hilang selama 17 tahun.

           Di situ Xiau mai dihadapkan pada dilema yang sulit, antara berpisah dengan keluarga yang dicintainya dengan kehidupan bak putri yang selama ini diidamkannya. Konflik pun timbul setelah Mai pindah ke istananya yang baru dan bertemu dengan sang kakek dan empat pangeran ganteng pewaris tahta yang karakternya berbeda yaitu Nang Feng Jin (Wu Chun), Nang Feng Cai (Calvin Chen), Nang Feng Lin (George Hu), dan Nang Feng Ying (Eric Lee).
Sinopsis:
             Romantic Princess adalah cerita tentang cewek biasa bernama Xiau Mai (Angela Zhang) yang punya ambisi untuk merubah nasibnya menjadi kaya.
Dikemas dengan drama dan komedi, film Romantic Princess ini disebut-sebut tidak akan membuat penontonnya bosan dan malah jatuh cinta. Nampaknya Romantic Princess memang sudah mampu menjerat penontonnya.
         Mai Qiu-sui seorang gadis berusia 18 tahun dibesarkan dalam keluarga yang bahagia. Meski keluarganya bukan keluarga kaya dan tinggal di sebuah apartemen tua, Mai tetap merasa dirinya diberkati.Tetapi suatu pagi saat Mai bangun dari tidurnya, sekelompok pria berpakaian hitam muncul di apartmen kecilnya, memberitahu dirinya adalah cucu yang hilang dari pemilik perusahaan besar Grup Huang-Pu. Orangtuanya mengaku pada dirinya bahwa mereka membeli dirinya dari seseorang saat dia masih bayi. Di bawah paksaan kakeknya Huang Pu Xiong, Mai terpaksa pindah dari keluarga lamanya.Tapi kehidupan orang kaya tidak seindah yang dibayangkan. 

       Hari pertama dia pindah, Nan Feng Jin, ahli waris perusahaan menganggap dirinya gadis materialistis yang mengincar harta mereka. Semenjak itu mereka saling bermusuhan. Sedangkan Huang Pu Xiaong ingin sekali menjodohkan mereka. Karena mereka tinggal serumah, mulai tumbuh perasaan di antara mereka.


Minggu, 22 Mei 2011

Pidato manfaat membaca buku


Pidato

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatu,
Yang terhormat kepala SMPN 3 banjarbaru  ,beserta wakil. Yang terhormat Bapak dan Ibu
Guru yang mengajar,beserta staff dan tata usaha. Yang sangat saya banggakan adik-adik dan
teman-teman yang seangkatan saya.

Yang pertama dan paling utama marilah kita panjatkan Puji syukur  kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua,sehingga kita bisa berkumpul di sekolah yang kita cintai ini.
Yang kedua saya ucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah mengadakan lomba pidato dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda. pada hari ini saya akan menyampaikan pidato dengan tema  “Meningkatkan Kegemaran Membaca”.
Hadirin yang saya hormati,
Mungkin bagi sebagian orang atau bahkan kebanyakan orang kususnya Pelajar, membaca itu adalah suatu pekerjaan yang sangat membosankan dan kurang menyenangkan. Apalagi bagi sebagian kebanyak orang di Indonesia khususnya.  Karena kebiasaan membaca itu masih sulit kita jadikan suatu kebiasaan. Hal ini mungkin disebabkan berbagai faktor,karena mahalnya biaya yang harus mereka rogoh dari kocek mereka bila mereka harus membelanjakan uang mereka untuk membeli buku.Tapi tentunya hal ini semestinya jangan dijadikan suatu kendala. Masih banyak cara lain untuk mengatasinya, misalnya saja dengan meminjam buku-buku bermutu di perpustakaan sekolah, di kantor, perpustakaan keliling, pinjam teman, dsb.
 Pemerintah telah menjalankan program untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. di mana banyak sekali buku-buku yang menawarkan nilai-nilai positif dalam berbagai aspek kehidupan.  Akan tetapi pada kenyataanya yang laku dan laris manis dan dicari dipasaran justru adalah buku-buku bergambar (komik) dan majalah-majalah infotainment yang belum tentu memberikan nilai tambah bagi para pembacanya. 
Berikut adalah contoh akibat yang timbul  jika kita  tidak suka membaca.
1.      Tidak adanya minat belajar pada anak itu sendiri, contoh: pada saat proses belajar (membaca) berlangsung siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran akan tetapi siswa tersebut sibuk dengan kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
2.      Malas (tidak ada semangat untuk belajar), contoh: pada saat proses belajar (membaca) siswa tersebut terkesan tergesa – gesa dalam menyelesaikan tugasnya, yang dipikirkan hanya bermain dan berkumpul dengan teman – temannya.
3.      Mudah bosan, contoh: pada saat proses pembelajaran siswa merasa kurang tertarik dengan kegiatan pembelajaran (membaca) yang disampaikan, sehingga siswa cenderung melakukan kegiatan lain yang di anggap lebih menarik.


Cara untuk meningkatkan kapasitas kita adalah dengan mengembangkan“Wawasan”kita.Dan salah satu cara untuk menambah wawasan kita adalah dengan banyak “Membaca”. Sebenarnya hampir semua orang mengerti akan pentingnya membaca, tetapi mereka tidak ingin menjadikan membaca sebagai salah satu kegemaran / hobi mereka dalam proses pengembangan dirinya.
Ada 4 tips yang dapat diambil untuk melatih diri kita dalam meningkatkan kegemaran kita untuk    membaca:
1.       Mendisiplinkan diri, yaitu : Jadikan membaca sebagai sebuah kebiasaan. Sebagaimana halnya kebiasaan yang lain, membaca membutuhkan keadaan yang berlangsung secara rutin dan terus menerus.  
2.      Bawalah buku bersama kita saat pergi, Karena: pada waktu kita senggang (misalnya saja pada saat kita duduk menunggu seseorang) kita dapat mengisinya dengan membaca buku yang kita bawa.
3.      Membiasakan diri  untuk menetapkan target membaca, misalnya: bila kita bisa menetapkan target minimal 12 buku dalam setahun, maka kita bisa memprediksi bahwa kita akan menyelesaikan setidaknya 1 buku dalam sebulan.  
4.      Jangan membaca hanya semata-mata karena kewajiban & suatu keterpaksaan, karena: Cara Belajar seperti itu Bukanlah Cara Belajar yang Baik.  

Manfaat“Membaca” adalah menambah “Wawasan & Pengetahuan” dalam hidup kita. secara umum buku dapat membantu kita mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan dan juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan teerkait dengan yang kita butuhkan. Semakin banyaknya pengetahuan yang kita miliki, semakin besar jugalah kesempatan untuk kita menjadi orang yang lebih bijaksana dalam bertutur kata dan bertindak nya.

Hadirin yang saya hormati kiranya hanya itu yang dapat saya sampaikan. Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut.
1.      sebagian orang berpikir  membaca adalah suatu pekerjaan yang sangat membosankan dan kurang menyenangkan. 
2.      mahalnya biaya yang harus mereka rogoh dari kocek mereka bila mereka harus membelanjakan uang mereka untuk membeli buku.
3.      Pemerintah telah menjalankan program untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
4.      yang laku dan laris manis dan dicari dipasaran adalah buku-buku bergambar (komik) dan majalah-majalah infotainment.
5.      Manfaat “Membaca” adalah menambah “Wawasan & Pengetahuan” dalam hidup kita.

Demikianlah pidato singkat saya, semoga apa yang telah saya sampaikan tadi dapat bermanfaat buat kita semua. Dan jangan pernah berhenti untuk Membaca buku karna, Buku adalah gudang ilmu.
Saya mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan serta kejanggalan dalam pidato saya tadi.Atas perhatiaannya saya ucapkan terima kasih.

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.



TUGAS
BAHASA INDONESIA







DISUSUN OLEH:


Vivit indah rukmana
Kelas: IXe


SMP N 3 Banjarbaru

Tahun Pelajaran 2010/20011

Rabu, 18 Mei 2011

narrative

CINDERELLA

Once upon a time, there was a young girl named Cinderella. She lived with her step mother and two step sisters.The step mother and sisters were conceited and bad tempered. They treated Cinderella very badly. Her step mother made Cinderella do the hardest works in the house; such as scrubbing the floor, cleaning the pot and pan and preparing the food for the family. The two step sisters, on the other hand, did not work about the house. Their mother gave them many handsome dresses to wear.

One day, the two step sister received an invitation to the ball that the king’s son was going to give at the palace. They were excited about this and spent so much time choosing the dresses they would wear. At last, the day of the ball came, and away went the sisters to it. Cinderella could not help crying after they had left.

“Why are crying, Cinderella?” a voice asked. She looked up and saw her fairy godmother standing beside her, “because I want so much to go to the ball” said Cinderella. “Well” said the godmother,”you’ve been such a cheerful, hardworking, uncomplaining girl that I am going to see that you do go to the ball”.

Magically, the fairy godmother changed a pumpkin into a fine coach and mice into a coachman and two footmen. Her godmother tapped Cinderella’s raged dress with her wand, and it became a beautiful ball gown. Then she gave her a pair of pretty glass slippers. “Now, Cinderella”, she said; “You must leave before midnight”. Then away she drove in her beautiful coach.

Cinderella was having a wonderfully good time. She danced again and again with the king’s son. Suddenly the clock began to strike twelve, she ran toward the door as quickly as she could. In her hurry, one of her glass slipper was left behind.

A few days later, the king’ son proclaimed that he would marry the girl whose feet fitted the glass slipper. Her step sisters tried on the slipper but it was too small for them, no matter how hard they squeezed their toes into it. In the end, the king’s page let Cinderella try on the slipper. She stuck out her foot and the page slipped the slipper on. It fitted perfectly.

Finally, she was driven to the palace. The king’s son was overjoyed to see her again. They were married and live happily ever after.

The cat and the shadow

Once upon a time, there lived a cat. He had just got piece of meat after a long and tiresome hunt. He was carrying it home in his mouth to eat it in peace.

On his way home, he had to cross a piece of wood lying across a running brook. When he crossed it, he looked down. He saw his own shadow reflected in the water beneath. He thought it was another cat with another piece of meat. Then, he made up his mind to have the other cat’s meat, too. So, he attacked the shadow in the water.

When he did it, he opened his mouth and forgot his own piece of meat. It fell out and dropped into the water. The meat disappeared in the running book. He could never find it anymore.

The cat had learned a precious lesson. He could not feed himself with a nice piece of meat because of his own greed.

The Crying Stone

A Folktale from West Kalimantan

In a small village, a girl lives with her mother. The girl is very beautiful. Everyday she puts make-up and wears her best clothes. She doesn't like to help her mother work in a field. The girl is very lazy.

One day, the mother asks the girl to accompany her to go to the market to buy some food. At first the girl refuses, but the mother persuades her by saying they are going to buy new clothes. The girl finally agrees. But she asks her mother to walk behind her. She doesn't want to walk side by side with her mother.

Although her mother is very sad, she agrees to walk behind her daughter.
On the way to the market, everybody admires the girl's beauty. They are also curious. Behind the beautiful girl, there is an old woman with a simple dress. The girl and her mother look very different!

"Hello, pretty lady. Who is the woman behind you?" asks them. “She is my servant,” answers the girl.The mother is very sad, but she doesn't say anything.

The girl and the mother meet other people. Again they ask who the woman behind the beautiful girl. Again the girl answers that her mother is her servant. She always says that her mother is her servant every time they meet people.

At last, the mother cannot hold the pain anymore. She prays to God to punish her daughter. God answers her prayer. Slowly, the girl's leg turns into stone. The process continues to the upper part of the girl's body. The girl is very panicky.

"Mother, please forgive me!" she cries and ask her mother to forgive her.But it's too late. Her whole body finally becomes a big stone. Until now people still can see tears falling down the stone. People then call it the crying stone or batu menangis.

The cat and the shadow

Once upon a time, there lived a cat. He had just got piece of meat after a long and tiresome hunt. He was carrying it home in his mouth to eat it in peace.

On his way home, he had to cross a piece of wood lying across a running brook. When he crossed it, he looked down. He saw his own shadow reflected in the water beneath. He thought it was another cat with another piece of meat. Then, he made up his mind to have the other cat’s meat, too. So, he attacked the shadow in the water.

When he did it, he opened his mouth and forgot his own piece of meat. It fell out and dropped into the water. The meat disappeared in the running book. He could never find it anymore.

The cat had learned a precious lesson. He could not feed himself with a nice piece of meat because of his own greed.